You can replace this text by going to "Layout" and then "Edit HTML" section. A welcome message will look lovely here.
RSS

Rabu, 22 Oktober 2014

Tugas 2 psi. manajemen


a.       Actuality dalam manajemen
1.       Definisi actuating dalam manajemen
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actu-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebutating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
2.       Pentingnya actuating dalam manajemen
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
3.       Prinsip Actuating
Prinsip Actuating dan  Mencapai Actuating managerial yang efektif
Prinsip-Prinsip Penggerakan
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
        Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya.
        Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia.
        Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi.
        Menghargai hasil yang baik dan sempurna.
        Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih.
        Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup.
        Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.
4.       Pentingnya mencapai actuating managerial yang efektif
Ada beberapa petunjuk untuk mencapai motivasi yang efisien, dalam bidang management, diantaranya:
·         Usaha agar orang-orang merasa dirinya penting
·         Usahakanlah untuk mengetahui perbedaan-perbedaan individu.
·         Usahakan agar saudara menjadi pendengar yang baik.
·         Hindarkan timbulnya perdebatan-perdebatan.
·         Hormatilah perasaan orang lain.
·         Gunakanlah pertanyaan/percakapan untuk mengajak orang-orang bekerja keras.
·         Janganlah berusaha untuk mendominir.
·         Ingatlah bahwa kebanyakan orang-orang adalah tamak.
·         Praktekanlah management partisipatif
·         Berikanlah perintah-perintah jelas dan lengkap.
·         Gunakanlah instruksi-instruksi
·         Selenggarakan pengawasan (supervisi) yang efektif.
Pekerjaan  seorang manajer tidak terlepas dari organisasi. Secara umum  organisasi diartikan sebagai  kumpulan dua atau lebih orang yang bekerja sama secara  terkoordinasi  dan terstruktur  untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi diperlukan untuk pencapaian tujuan  bersama secara efektif dan efisien. Manajer melakukan proses manajemen, mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk mengolah input guna  mencapai tujuan organisasi.
b.      Mengendalikan fungi manajemen
1.       Definisi controling manajemen
ontrolling atau pengawasan dan pengendalian (wasdal) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi. Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini biasanya dilakukan oleh divisi audit internal. Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai: “the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai.
2.       Langkah – langkah controling manajemen
Langkah–Langkah Pengendalian Secara umum, pengendalian dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1.       penetapan standar dan metode pengukuran kinerja
2.       mengukur kegiatan
3.       membandingkan hasil pengendalian dengan hasil kegiatan
4.       melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan yang terjadi
3.       Tipe – tipe control dalam manajemen
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan
dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui
alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
4.       Menjelaskan proses control manajemen
Proses pengendalian manajemen terdiri dari 4 tahap kegiatan berikut ini :
1.      Penyusunan program
2.      Penyusunan anggaran
3.      Pelaksanaan dan pengukuran
4.      Pelaporan dan analisis
Ø  Penyusunan program merupakan proses pengambilan keputusan mengenai program – program yang akan dilaksanakan oleh perusahaan dan taksiran jumlah sumber – sumber yang akan dialokasikan kepada setiap program tersebut. Program merupakan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh perusahaan untuk melaksanakan strategi yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategik. Dalam perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba, tiap produk atau keluarga produk (product line) merupakan suatu program. Selain itu perusahaan memiliki berbagai program lain seperti program peningkatan mutu karyawan, program penetrasi pasar dan program penemuan produk baru yang dapat dipasarkan.
Ø  Anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, yang berjangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Dalam penyusunan anggaran, program – program diterjemahkan sesuai dengan tanggungjawab tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program tersebut. Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program. Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran, manajer pusat pertanggungjawaban mengadakan negosiasi dengan manajer diatasnya yang memberikan peran kepadanya, sehingga dengan demikian hasil negosiasi tersebut akan menimbulkan kesanggupan (commitment) dari pihak manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan rencana seperti yang tercantum dalam anggaran.
Ø  Pelaksanaan dan pengukuran merupakan tahap berikutnya setelah anggaran ditetapkan. Dalam tahap ini anggaran dilaksanakan oleh manajer pusat pertanggungjawaban, dan akuntansi bertugas mencatat masukan yang sesungguhnya dikonsumsi dan pendapatan yang sesungguhnya diperoleh oleh pusat pertanggungjawaban. Akuntansi menggolongkan data akuntansi menurut program untuk mengukur efektifitas pelaksanaan program dan menurut pusat pertanggungjawaban untuk mengukur prestasi manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan.
Ø  Tahap terakhir proses sistem pengendalian manajemen adalah pelaporan dan analisis. Dalam tahap ini data akuntansi yang sudah terkumpul menurut program dan menurut pusat pertanggungjawaban tersebut disajikan dalam laporan keuangan. Dalam laporan keuangan tersebut tidak hanya disajikan informasi akuntansi saja, namun meliputi pula informasi nonakuntansi. Laporan tersebut dimaksudkan untuk memberitahu para manajer mengenai apa yang sedang berlangsung dalam pusat pertanggungjawaban yang dipimpin mereka dan untuk membantu menjamin koordinasi kegiatan antara pusat pertanggungjawaban.
c.       Kekuasaan dan pengaruh
1.      Definisi kekuasaan
Konsepsi mengenai kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari kemampuan, kewibawaan, dan kekuasaan. Seorang pemimpin, karena status dan tugas-tugasnya pasti mempunyai kekuasaan. Kekuasaan merupakan kapasitas untuk mempengaruhi secara unilateral sikap dan perilaku orang ke arah yang diinginkan (Gary Yukl,1996: 183).Konsepsi mengenai sumber kekuasaan yang telah diterima secara luas adalah dikotomi antara “position power” (kekuasaan karena kedudukan) dan “personal power” (kekuasaan pribadi). Menurut konsep tersebut, kekuasaan sebagian diperoleh dari peluang yang melekat pada posisi seseorang dalam organisasi dan sebagian lagi disebabkan oleh atribut-atribut pemimpin tersebut serta dari hubungan pemimpin – pengikut. Termasuk dalam position power adalah kewenangan formal, kontrol terhadap sumber daya dan imbalan, kontrol terhadap hukuman, kontrol terhadap informasi, kontrol ekologis. Sedangkan personal power berasal dari keahlian dalam tugas, persahabatan, kesetiaan, kemampuan persuasif dan karismatik dari seorang pemimpin (Gary Yukl,1996:167-175). Dengan bahasa yang sedikit berbeda, Kartini Kartono (1994:140) mengungkapkan bahwa sumber kekuasaan seorang pemimpin dapat berasal dari
·         Kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain;
·         Sifat dan sikapnya yang unggul, sehingga mempunyai kewibawaan terhadap pengikutnya;
·         Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas;
·         Memiliki kemahiran human relation yang baik, kepandaian bergaul dan berkomunikasi.
Kekuasaan merupakan kondisi dinamis yang dapat berubah sesuai perubahan kondisi dan tindakan-tindakan individu atau kelompok. Ada dua teori yang dapat menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh, dipertahankan atau hilang dalam organisasi.
2.      Sumber – sumber kekuasaan
1.      Sumber dari militer, polisi, kriminal
Menjaga dan mengendalikan, memiliki kegunaan untuk mengamankan,mengendalikan,kejahatan, kekerasan, atau bentuk – bentuk yang bisa menimbulkan rasa takut
2.      Sumber dari ekonomi
Kemampuan ekonomi bisa dijadikan jalan pintas seseorang untuk mendapatkan kekuasaan memberi uang kepada pihak- pihak yang dinilai bisa membantu dan mengarah keinginannya
3.      Sumber dari politik
Politik merupakan kekuasaan.
4.      Sumber dari hukum
Memiliki kegunaan untuk mempertahankan mengubah dan melancarkan interaksi
5.      Sumber kekuasaan dari tradisi
Untuk mempertahankan dan menjaga sistem keprcayaan nilai-nilai
6.      Sumber kekuasaan dari ideologi
Digunakan untuk pandangan hidup dan integrasi
7.      Sumber dari diversionary power
Digunakan berbagai macam kepentingan pribadi
3.       Definisi pengaruh
Sebagai esensi dari kepemimpinan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.
Jika kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku mempengaruhi dan proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan.
Jenis-jenis spesifik perilaku yang digunakan untuk mempengaruhi dapat dijadikan jembatan bagi pendekatan kekuasaan dan pendekatan perilaku mengenai kepemimpinan. Sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori perilaku mempengaruhi yang proaktif yang disebut sebagai taktik mempengaruhi, antara lain :
* Persuasi Rasional
Pemimpin menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk mempersuasi pengikut.
* Permintaan Inspirasional
Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut.
* Konsultasi
Pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran, aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan pengikut.
* Menjilat
Pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan atau mempunyai pikiran yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum meminta sesuatu.
* Permintaan Pribadi
Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan dan persahabatan terhadap dirinya ketika meminta sesuatu.
* Pertukaran
Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi indikasi kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan bagian dari manfaat bila pengikut membantu pencapaian tugas.
* Taktik Koalisi
Pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut.
* Taktik Mengesahkan
Pemimpin mencoba untuk menetapkan validitas permintaan dengan menyatakan kewenangan, hal itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi organisasi.
* Menekan:
Pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut melakukan apa yang diinginkan.
4.       Pengaruh taktik dalam organisasi
Taktik-taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk mempen-garuhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat, atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menun-jukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
  1.  Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
  2.  Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain.
  3.  Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana yang akan dilaksanakan.
  4.  Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
  5. Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
  6.  Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
  7.  Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
  8. Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
  9.  Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi
 sumber : 

http://choirunnisawijayanti.blogspot.com/2013/10/controlling.html
http://desthi-m.blogspot.com/2010/01/tipe-pengendalian-manajemen.htm
 http://id-as-syafiiyah.blogspot.com/2013/08/sistem-pengendalian-manajemen.html
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_5_1.htm
http://www.bimbie.com/sumber-kekuasaan.htm

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar