You can replace this text by going to "Layout" and then "Edit HTML" section. A welcome message will look lovely here.
RSS

Jumat, 14 November 2014

tugas 3/ Empowerment, Stress dan konflik



Empwermen, stress dan konflik
a.      Definisi empowerment
   Empowerment is an environment in which people have the ability, the confidence, and the commitment to take the responsibility and ownershi
menunjukkan bahawa empowerment memerlukan individu bertanggungjawab dalam menyiapkan keseluruhan tugas. Pekerja bertanggungjawab sepenuhnya dan accountable kepada tugasan atau kuasa yang telah diserahkan kepadanya. Dalam perkataan lain, empowerment menjurus kepada perluasan bidang kerja terutama dari sudut interaksi dan kebergantungan dengan pihak lain dalam organisasi (Besterfield, D.H et al. 2003:96). Oleh itu, dapatlah disimpulkan bahawa organisasi yang ingin bersaing dalam dunia yang begitu cepat berubah ini perlu melakukan empowerment agar staf dapat bertindakbalas dan menangani sesuatu situasi tanpa memerlukan mereka mendapatkan nasihat dan keizinan sepanjang masa. Justeru itu, pengurus atasan perlu meletakkan kepercayaan yang lebih tinggi pada kemahiran dan pengetahuan staf di samping mengurangkan halangan yang menghalang staf daripada menggunakan kemahiran dan pengetahuan mereka.
Organisasi yang mengamalkan empowerment akan mempunyai ciri-ciri berikut (Scott, C.D & Jaffe, D.T. 1991: 14 & 23):
  • meningkatkan kandungan kerja
  • meningkatkan kemahiran dan tugasan
  • menggalakkan kreativiti dan innovasi
  • kawalan lebih tinggi dalam membuat keputusan
  • menyiapkan keseluruhan kerja berbanding hanya separuh atau sebahagian sebelum ini
  • mengutamakan kepuasan pelanggan
  • pekerja bekerjasama dalam melaksanakan tugasan
  • perkongsian tanggungjawab, kemahiran, autoriti dan pengawalan
  • sesi komunikasi dan membuat keputusan yang berterusan membolehkan pengawalan dan kordinasi tugasan dilakukan
  • perubahan kadang-kadang amat cepat
  • kemahiran bekerja dengan orang lain perlu ada
  • kuasa berpunca daripada keupayaan untuk mempengaruhi dan memberikan dorongan
  • individu diharapkan untuk menguruskan diri mereka sendiri dan accountable dalam tugas mereka
  • pengurus bertindak sebagai energisers, penghubung dan pengupaya pasukan
b.      kunci efektif empowermen dalam manajemen

1.      Pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu kelompok atau kapasitas individu untuk membuat pilihan yang efektif, yaitu, untuk membuat pilihan dan kemudian mengubah pilihan-pilihan dalam tindakan yang diinginkan dan hasil (Alsop et al, 2006:10). (Pemberdayaan didefinisikan sebagai nama kelompok atau individu KAPASITAS untuk membuat pilihan Yang efektif, yaitu untuk membuat pilihan Dan kemudian mentrnsformasikan pilihan nihil Ke Dalam, tindakan Dan REVENUES Yang diharapkan).
2.      Pengukuran numerik yang tepat dari jenis yang digunakan untuk menangkap perubahan dalam produksi, konsumsi dan pendapatan , tidak dapat diterapkan pada perubahan yang terjadi sebagai hasil dari pemberdayaan .
3.      Pemberdayaan melibatkan proses. Beberapa transformasi dapat terjadi dalam waktu beberapa jam , tapi lain waktu bertahun-tahun ( Bartlett , 2004:12 ) .
4.      Proses pemberdayaan berarti transisi dari keadaan ketidakberdayaan ke keadaan kontrol lebih besar atas kehidupan , nasib , dan lingkungan seseorang. Proses ini bertujuan untuk mengubah tiga dimensi dari kondisi sosial , yaitu , untuk membawa perubahan dalam : perasaan dan kapasitas masyarakat , kehidupan kolektif yang mereka milik , dan praktek profesional yang terlibat dalam situasi tersebut ( Sadan , 2004:13 )
c.       Definisi stress
Ø  Stres merupakan suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian  antara situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial individu tersebut (Sarafino 2006).
Ø  Menurut Santrock (2003) stres merupakan respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya (coping).
Ø   Baron dan Byrne (1997) menyatakan bahwa stres merupakan respon terhadap persepsi kejadian fisik atau psikologis dari individu sebagai sesuatu yang potensial menimbulkan bahaya atau tekanan emosional.
Ø  Selye (dalam Munandar, 2001) menyatakan bahwa stres adalah tanggapan menyeluruh dari tubuh terhadap setiap tuntutan yang dating atasnya. Jadi stres bersifat subyektif tergantung bagaimana orang tersebut memandang kondisi penyebab stress (stressor).
Ø  Menurut Hager (1999), stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan dengan suatu stressor (sumber stres) tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991).
jadi, stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.
d.      Sumber stress pada manusia
-          Faktor Lingkungan
-          Faktor Organisasi
-          Faktor Pribadi

a)  Ujian, menulis, atau kecemasan berbicara di depan umum
Beberapa siswa merasa stres sebelum ujian atau menulis sesuatu ketika mereka tidak bisa mengingat apa yang mereka pelajari. Telapak tangan mereka berkeringat, dan jantung berdegup kencang. Mereka merasa sakit kepala atau merasa dingin ketika dalam situasi ujian.
b)      Prokrastinasi
Beberapa guru menganggap bahwa siswa yang melakukan prokrastinasi menunjukkan ketidakpedulian terhadap tugas mereka, tetapi ternyata banyak siswa yang peduli dan tidak dapat melakukan itu secara bersamaan. Siswa tersebut merasa sangat stres terhadap tugas mereka.

c)      Standar akademik yang tinggi
Stres akademik terjadi karena siswa ingin menjadi yang terbaik di sekolah mereka dan guru memiliki harapan yang besar terhadap mereka. Hal ini tentu saja membuat siswa merasa tertekan untuk sukses di level yang lebih tinggi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa stresor akademik yang umum antara lain: ujian, menulis, atau kecemasan berbicara di depan umum, prokrastinasi, standar akademik yang tinggi.
e.       Pendekatan stress :
1.      Pendekaan individu
Penerapan manajemen waktu
Pengaturan waktu yang sangat tepat akan menjamin seseorang tidak akan menjadi stres. Pola pembagian waktu yang baik antar waktu bekerja, beridah, dan waktu istirahat. Waktu bekerja antara jm7 pagi sampai jm6 sore, setelah itu kemungkinan daya tingkat kejenuhan seseorang akan meningkat disaat itulah diperlukan istirahat yang cukup untuk mengembalikan rasa lelah.
2.      Pendekaan perusahaan
Ø  Menciptakan iklim organisasional yang mendukung.
Banyak organisasi besar saat ini cenderung memformulasi struktur birokratik yang tinggi yang menyertakan infleksibel.
Ø  Adanya penyeleksian personel dan penempatan kerja yang lebih baik.
Pada dasarnya kemampuan ilmun atau skil yang dimiliki oleh seyiap orang mungkin akan berbede satu dengan yang lainnya. Penempatan kerja yang sesuai dengan keahlian sangat menunjang sekali terselesaikannya suatu pekerjaan. Penyesuaiaan penempatan yang baik dan penseleksian itu yang sangat diperluakan suatu perusahaan atau organisasi agar setiap tujuan dapat tercapai dengan baik.
Ø  Perbaikan dalam komunikasi organisasi.
Komunikasi itu sangatlah penting sekali dalam berorganisasi. Komunikasi dapat mempermudah kerja seseorang terutama dalam team work. Sesama anggota yang tergabung dalam satu kelompok selalu berkordinasi dan membicarakan program yang akan dilakukan.
Ø  Membuat bimbingan konseling
Bimbingan konseling ini bisa dirasakan cukup dalam mengatasi stres. Konseling yang dilakukan kepada psikolog yang lebih kompeten dalam masalah kejiwaan seseorang
f.       Definisi konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

g.      Jenis –jenis konflik
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam :

Ø  Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
Ø  Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
Ø  Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
Ø  Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
Ø  Konflik antar atau tidak antar agama
Ø  Konflik antar politik.
Ø  konflik individu dengan kelompok
h.      proses konflik
Tosi (1990:519) menggambukan beberapa model proses konflik dari Pondy, Filley, Hickson dan Thomas menjadi lima, yaitu:
1.    Antecedent Conditions
Antecedent Conditions merupakan kondisi yang menyebabkan atau mendahului suatu peristiwa. Peristiwa yang dapat mengawali terjadinya konflik adalah adanya kekecewaan (frustration).
2.    Perceived Conflict
Tahap ini adalah antara kedua belah pihak sudah merasakan adanya konflik. Ini dapat dilihat dari adanya persaingan antara individu atau kelompok yang satu dengan yang lainnya.
3.    Manifested Conflict
Dalam tahap ini, antara pihak yang berkonflik sudah menampakkan peristiwa konflik. Bentuknya bisa berupa lisan, salaing mendiamkan, bertengkar dan berdebat.
4.    Conflict Resolution or Suppression
Tahap ini adalah tahap pengelolaan konflik. Pimpinan atau manajerlah yang memiliki tanggung jawab dalam hal ini.
5.    Aftermath

Aftermath maksudnya adalah dampak yang disebabkan oleh konflik.

Sumber :
http://ms.wikipedia.org/wiki/Pemberian_dan_Perwakilan_Kuasa
http://www.infodiknas.com/definisi-dan-teori-pemberdayaan.html
http://rumahradhen.wordpress.com/materi-kuliahku/semester-iii/perilaku-dalam-berorganisasi/pengertian-stres-dan-jenis-jenis-stres/
http://halamanbelakank.blogspot.com/2013/04/manajemen-stres-dalam-prilaku-organisasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

Read Comments
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS