Empwermen,
stress dan konflik
a.
Definisi
empowerment
Empowerment is an environment in which people
have the ability, the confidence, and the commitment to take the responsibility
and ownershi
menunjukkan bahawa empowerment
memerlukan individu bertanggungjawab dalam menyiapkan keseluruhan tugas.
Pekerja bertanggungjawab sepenuhnya dan accountable kepada tugasan atau kuasa
yang telah diserahkan kepadanya. Dalam perkataan lain, empowerment menjurus
kepada perluasan bidang kerja terutama dari sudut interaksi dan kebergantungan
dengan pihak lain dalam organisasi (Besterfield, D.H et al. 2003:96). Oleh itu,
dapatlah disimpulkan bahawa organisasi yang ingin bersaing dalam dunia yang
begitu cepat berubah ini perlu melakukan empowerment agar staf dapat
bertindakbalas dan menangani sesuatu situasi tanpa memerlukan mereka
mendapatkan nasihat dan keizinan sepanjang masa. Justeru itu, pengurus atasan
perlu meletakkan kepercayaan yang lebih tinggi pada kemahiran dan pengetahuan
staf di samping mengurangkan halangan yang menghalang staf daripada menggunakan
kemahiran dan pengetahuan mereka.
Organisasi yang mengamalkan
empowerment akan mempunyai ciri-ciri berikut (Scott, C.D & Jaffe, D.T.
1991: 14 & 23):
- meningkatkan kandungan kerja
- meningkatkan kemahiran dan tugasan
- menggalakkan kreativiti dan innovasi
- kawalan lebih tinggi dalam membuat keputusan
- menyiapkan keseluruhan kerja berbanding hanya separuh atau sebahagian sebelum ini
- mengutamakan kepuasan pelanggan
- pekerja bekerjasama dalam melaksanakan tugasan
- perkongsian tanggungjawab, kemahiran, autoriti dan pengawalan
- sesi komunikasi dan membuat keputusan yang berterusan membolehkan pengawalan dan kordinasi tugasan dilakukan
- perubahan kadang-kadang amat cepat
- kemahiran bekerja dengan orang lain perlu ada
- kuasa berpunca daripada keupayaan untuk mempengaruhi dan memberikan dorongan
- individu diharapkan untuk menguruskan diri mereka sendiri dan accountable dalam tugas mereka
- pengurus bertindak sebagai energisers, penghubung dan pengupaya pasukan
b.
kunci efektif
empowermen dalam manajemen
1.
Pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu kelompok atau
kapasitas individu untuk membuat pilihan yang efektif, yaitu, untuk membuat
pilihan dan kemudian mengubah pilihan-pilihan dalam tindakan yang diinginkan dan
hasil (Alsop et al, 2006:10). (Pemberdayaan didefinisikan sebagai nama kelompok
atau individu KAPASITAS untuk membuat pilihan Yang efektif, yaitu untuk membuat
pilihan Dan kemudian mentrnsformasikan pilihan nihil Ke Dalam, tindakan Dan REVENUES
Yang diharapkan).
2.
Pengukuran numerik yang tepat dari jenis
yang digunakan untuk menangkap perubahan dalam produksi, konsumsi dan
pendapatan , tidak dapat diterapkan pada perubahan yang terjadi sebagai hasil
dari pemberdayaan .
3.
Pemberdayaan melibatkan proses. Beberapa
transformasi dapat terjadi dalam waktu beberapa jam , tapi lain waktu
bertahun-tahun ( Bartlett , 2004:12 ) .
4.
Proses pemberdayaan berarti transisi
dari keadaan ketidakberdayaan ke keadaan kontrol lebih besar atas kehidupan ,
nasib , dan lingkungan seseorang. Proses ini bertujuan untuk mengubah tiga
dimensi dari kondisi sosial , yaitu , untuk membawa perubahan dalam : perasaan
dan kapasitas masyarakat , kehidupan kolektif yang mereka milik , dan praktek
profesional yang terlibat dalam situasi tersebut ( Sadan , 2004:13 )
c.
Definisi stress
Ø Stres
merupakan suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian antara
situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial
individu tersebut (Sarafino 2006).
Ø Menurut
Santrock (2003) stres merupakan respon individu terhadap keadaan atau kejadian
yang memicu stres (stressor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang
untuk menanganinya (coping).
Ø Baron
dan Byrne (1997) menyatakan bahwa stres merupakan respon terhadap persepsi
kejadian fisik atau psikologis dari individu sebagai sesuatu yang potensial
menimbulkan bahaya atau tekanan emosional.
Ø Selye
(dalam Munandar, 2001) menyatakan bahwa stres adalah tanggapan menyeluruh dari
tubuh terhadap setiap tuntutan yang dating atasnya. Jadi stres bersifat
subyektif tergantung bagaimana orang tersebut memandang kondisi penyebab stress
(stressor).
Ø Menurut
Hager (1999), stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat
merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan
beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan dengan suatu stressor (sumber
stres) tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis.
Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap
peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang
dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil
manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991).
jadi, stres
adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan
fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan
tidak terkontrol.
d.
Sumber stress
pada manusia
-
Faktor Lingkungan
-
Faktor Organisasi
-
Faktor Pribadi
a) Ujian,
menulis, atau kecemasan berbicara di depan umum
Beberapa
siswa merasa stres sebelum ujian atau menulis sesuatu ketika mereka tidak bisa
mengingat apa yang mereka pelajari. Telapak tangan mereka berkeringat, dan
jantung berdegup kencang. Mereka merasa sakit kepala atau merasa dingin ketika
dalam situasi ujian.
b)
Prokrastinasi
Beberapa guru menganggap bahwa siswa
yang melakukan prokrastinasi menunjukkan ketidakpedulian terhadap tugas mereka,
tetapi ternyata banyak siswa yang peduli dan tidak dapat melakukan itu secara
bersamaan. Siswa tersebut merasa sangat stres terhadap tugas mereka.
c)
Standar akademik yang tinggi
Stres akademik terjadi karena siswa
ingin menjadi yang terbaik di sekolah mereka dan guru memiliki harapan yang
besar terhadap mereka. Hal ini tentu saja membuat siswa merasa tertekan untuk
sukses di level yang lebih tinggi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa stresor akademik yang umum antara lain: ujian, menulis, atau kecemasan
berbicara di depan umum, prokrastinasi, standar akademik yang tinggi.
e.
Pendekatan stress
:
1.
Pendekaan individu
Penerapan
manajemen waktu
Pengaturan
waktu yang sangat tepat akan menjamin seseorang tidak akan menjadi stres. Pola
pembagian waktu yang baik antar waktu bekerja, beridah, dan waktu istirahat.
Waktu bekerja antara jm7 pagi sampai jm6 sore, setelah itu kemungkinan daya
tingkat kejenuhan seseorang akan meningkat disaat itulah diperlukan istirahat
yang cukup untuk mengembalikan rasa lelah.
2.
Pendekaan perusahaan
Ø Menciptakan
iklim organisasional yang mendukung.
Banyak
organisasi besar saat ini cenderung memformulasi struktur birokratik yang
tinggi yang menyertakan infleksibel.
Ø Adanya
penyeleksian personel dan penempatan kerja yang lebih baik.
Pada
dasarnya kemampuan ilmun atau skil yang dimiliki oleh seyiap orang mungkin akan
berbede satu dengan yang lainnya. Penempatan kerja yang sesuai dengan keahlian
sangat menunjang sekali terselesaikannya suatu pekerjaan. Penyesuaiaan
penempatan yang baik dan penseleksian itu yang sangat diperluakan suatu
perusahaan atau organisasi agar setiap tujuan dapat tercapai dengan baik.
Ø Perbaikan
dalam komunikasi organisasi.
Komunikasi
itu sangatlah penting sekali dalam berorganisasi. Komunikasi dapat mempermudah
kerja seseorang terutama dalam team work. Sesama anggota yang tergabung dalam
satu kelompok selalu berkordinasi dan membicarakan program yang akan dilakukan.
Ø Membuat
bimbingan konseling
Bimbingan
konseling ini bisa dirasakan cukup dalam mengatasi stres. Konseling yang
dilakukan kepada psikolog yang lebih kompeten dalam masalah kejiwaan seseorang
f.
Definisi konflik
Konflik
berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik
merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat
pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya
masyarakat itu sendiri.
g.
Jenis
–jenis konflik
Menurut
Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam :
Ø Konflik
antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan
dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
Ø Konflik
antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
Ø Konflik
kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
Ø Konflik
antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
Ø Konflik
antar atau tidak antar agama
Ø Konflik
antar politik.
Ø konflik
individu dengan kelompok
h.
proses
konflik
Tosi
(1990:519) menggambukan beberapa model proses konflik dari Pondy, Filley,
Hickson dan Thomas menjadi lima, yaitu:
1. Antecedent Conditions
Antecedent
Conditions merupakan kondisi yang menyebabkan atau mendahului suatu peristiwa.
Peristiwa yang dapat mengawali terjadinya konflik adalah adanya kekecewaan
(frustration).
2. Perceived Conflict
Tahap
ini adalah antara kedua belah pihak sudah merasakan adanya konflik. Ini dapat
dilihat dari adanya persaingan antara individu atau kelompok yang satu dengan
yang lainnya.
3. Manifested Conflict
Dalam
tahap ini, antara pihak yang berkonflik sudah menampakkan peristiwa konflik.
Bentuknya bisa berupa lisan, salaing mendiamkan, bertengkar dan berdebat.
4. Conflict Resolution or Suppression
Tahap
ini adalah tahap pengelolaan konflik. Pimpinan atau manajerlah yang memiliki
tanggung jawab dalam hal ini.
5. Aftermath
Aftermath
maksudnya adalah dampak yang disebabkan oleh konflik.
Sumber
:
http://ms.wikipedia.org/wiki/Pemberian_dan_Perwakilan_Kuasa
http://www.infodiknas.com/definisi-dan-teori-pemberdayaan.html
http://rumahradhen.wordpress.com/materi-kuliahku/semester-iii/perilaku-dalam-berorganisasi/pengertian-stres-dan-jenis-jenis-stres/
http://halamanbelakank.blogspot.com/2013/04/manajemen-stres-dalam-prilaku-organisasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik